saya hampir lelah ketika saya melakukan hal yang saya suka dan itu dilarang.
mulai dari kecil saya sudah mencintai dunia seni, sewaktu TK saya ikut lomba gambar sekalipun tidak menang, tapi itu bentuk partisipasi saya terhadap seni, orang tua masih mendukung karena saya masih kecil dan mungkin mereka berfikir saya tidak akan suka gambar saat tumbuh dewasa, saat SD saya pun hobi gambar, gambar yang saya buat macam-macam tapi kebanyakan cerita bergambar. Saya amat senang ketika pelajaran menggambar dimulai saya sangat bersemangat, saat kelas 5 , diwajibkan untuk ikut seni karawitan, lagi-lagi seni membuat saya bersemangat, ketika itu saya hanya sebagai pemain lapis kedua, karena saya gag dapet bagian yang awalnya disuruh jadi sinden, padahal suara pas-pasan.hehe. Selain karawitan dikelas 5 juga mempelajari seruling, kami mendapat pinjaman seruling, latihan karawitan dan seruling pun bergantian. Di kelas enam, saya masih ikut karawitan tapi jam latihan berkurang, kemudian ada guru tari baru ..dan saya ikutan untuk menari, saat itu saya jadi penari inti kita latihan untuk acara pentas Agustusan di desa tetangga, orang tua sangat mendukung waktu itu. Penampilan saya waktu itu tidak mengecewakan.
Beranjak dewasa saya semakin menyukai seni, tetapi semakin kesini orang tua semakin tidak setuju dengan pilihan saya, setelah masuk ekskul paduan suara saat SMP, saya lari ke eskul basket, sedikit demi sedikit saya tinggalkan dunia seni. Tapi saya masih suka menggambar, saat waktu luang. Pelajaran kesenian sangat saya sukai daripada pelajaran yang lain.
Saat SMA saya menjadi kurang berminat dengan ekskul, saya pernah ikut pramuka tapi berhenti ditengah jalan karena saya merasa dipramuka bukan tempat saya, di SMA saya melakukan banyak kesalahan saya menluapkan apa yang saya rasa dengan teman-teman sepermainan. Masuk jurusan IPA membuat orang tua saya bangga, padahal saya sangat tidak mengerti pelajaran Kimia, pelajaran yang sangat saya sukai waktu itu adalah B. Indonesia, fisika, sejarah ,dan PPKn. Saya mulai mengamati keadaan sosial dilingkungan maupun nasional lewat brita dan koran, yang kebetulan Bapak selalu mengikuti brita-brita terkini, membuat saya menjadi rajin membaca, saya sering berdiskusi dengan guru PPKn mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah bangsa, juga moral.
Masuk perguruan tinggi, lagi-lagi saya tidak di izinkan untuk memilih jurusan yang saya minati, alhasil saya tidak lolos tes, harus mengulang tahun berikutnya jika ingin masuk PTN, saya turuti kemampuan otang tua.
sebenarnya saya ingin mengambil Psikologi, saya ingin membantu sesama perempuan yang mempunyai masalah yang sulit dipecahkan sendiri, saya ingin membantu para wanita yang menjadi korban ekstrimnya dunia global, tapi impian saya harus kandas begitu saja, tidak ada yang mengerti tentang ini.
Tahun kedua tes, orang tua saya akhirnya memberika kebebasan untuk saya memilih jurusan tetapi tetap saya harus memilih pendidikan, akhirnya saya memilih Pend bahas dan sastra, dan yang kedua PPKn. saya ingin mengejar seni saya yang tertinggal dimasa SD dan SMP, sekalipun saya dilarang menjadi seorang seniman, setidaknya saya masih punya sastra, lalu PPKn , ketertarikan saya akan masalah-masalah pelik bangsa ini sejak SMA membuat saya ingin mendalaminya.
Dan akhirnya saya tidak diterima diSastra elainkan di PPKn, tidak apa-apa saya terima dengan lapang dada karena itu pilihan saya bukan pilihan orang tua saya. Saya menikmatinya.
Sekarang sekalipun saya bukanlah mahasiswa sastra tapi saya masih ingin menulis, apa saja, apapun bentuk tulisan itu adalah sebuah karya sastra yang patut diapresiasi. Seorang penulis butuh pemikiran yang dalam agar alur yang dia buat tidak berakhir jlimet.
Lalu sekarang jika saya mencintai Sastra salah kah..??
Jika "iya" lalu apa yang harus saya lakukan..??
saya memang hanya seorang perempuan dengan sebuah pena.
karena cinta tak pernaah salah, kawan... tidak adaa kesalahan yang tercipta karena mencintai sesuatu. saya pun sama speerti anda yng sempat tidak di berikan keleluasaan untuk memilih apa yang di sukai dalam hidup ini.
BalasHapuslakukan apa yang ingin anda lakukan, kerjakan apa yang ingin anda kerjakan, tulis apa yang ingin anda tulis.... just do it, karena itu tak akan membuat anda menyesal...!
iyaa...terima kasih ya..?? semoga anda sukses dengan pilihan yang anda sukai..bukan sebuah paksaan..:)
Hapus