Selasa, 05 Maret 2013

1st Chappter (myDew'mySun)



“ibuu..aku lapar..”
Suara itu menggema ditelingaku meskipun aku sedang berada di dalam mobil,tapi jarak anak kecil itu dekat dengan mobilku yang kebetulan sedang berhenti karena macet didaerah Tamrin.
Anak pengemis itu menangis diterotoar jalan raya menanti ibunya yang sedang meminta-minta disamping mobil yang ada tepat didepanku.Anak itu kira-kira berusia sekitar  4 tahun bajunya lusuh seperti berhari-hari tidak mengganti baju, aku membuka candela  mobilku dan memanggil anak pengemis itu lalu memberikan sekotak kue yang ku dapat dari rapat dikantor tadi.
setelah mendapat kue dariku dia tampak sangat gembira dan sekali lagi memanggil-manggil ibunya,kali ini dengan nada gembira,akupun ikut senang melihatnya.
aku jadi teringat si kecil Azka ,anakku satu-satunya yang sedang menungguku dirumah, hampir saja aku lupa untuk membelikannya donat kesukaannya.
jalanan ini begitu padat saat pagi dan siang hari yang terik ini,aku memarkir mobilku didepan sebuah toko donat.
 “selamat siang ..” sapa seorang pelayan perempuan.
aku hanya melempar senyum manisku ke arahnya,lalu melihat-lihat aneka donat yang tersaji didalam etalase kaca.
“mau donat rasa apa bu?” Tanya seorang pelayan perempuan padaku.
“rasa coklat dan keju ya” balasku tanpa menoleh kea rah si pelayan itu.
“Kamu Reni ya..”

aku menengok ke arah pelayan itu dan memandang wajahnya lekat-lekat, sepertinya aku mengenalinya.
“Tere…???” tebakku dengan nada gembira
“iya Reni temenku sebangku waktu SMA kan..?ya ampun nggak nyangka kita ketemu disini ya?ayo kita ngobrol dulu Ren”
Tere mengajakku duduksetelah memberikan sebungkus donat pesananku.
“iyaa..kamu sekarang kerja disini Re..?”
“iya ya beginilah Ren..”
“nggak apa-apa Re..disyukuri “kataku lantas tersenyum
“wahh..kamu sekarang udah jadi orang kaya ya?”
“ahh..kamu bisa ajah..enggak kok Re..”
Tiba-tiba handphoneku berbunyi,telfon dari Rangga suamiku.
“Sayang kamu sudah pulang..?” suara lembut Rangga dari balik telfon
“masih ditoko donat,kebetulan ketemu dengan teman lamaku sewaktu SMA”
“ya sudah kalau sudah selesai cepat pulangnya Azka pasti udah nungguin kamu,aku nggak bisa pulang cepet sayang”
“iya sebentar lagi aku pulang” kataku dan kemudian telfon ku putus.

segera aku berpamitan dengan Tere karena anakku sedang menanti dirumah.
“iya nggak apa-apa Ren..mampir kesini lagi ya..?”
“pasti Re..aku pamit ya”
aku segera masuk mobil dan keluar dari parkir toko menuju jalan raya yang agak lenggang. Aku memacu mobilku dengan kecepatan standart 10 menit kemudian aku telah sampai digerbang perumahan menteng,rumahku tak jauh dari gerbang utama, baru saja aku sampai didepan rumah dan mambunyikan klakson agar Bik Inah membukakan pintu pagar untukku, Azka membuka pintu rumah dan berteriak-teriak.
“mama pulang..mama pulang..” katanya sambil sekali loncat-loncat kecil.
aku tersenyum melihat tingkah buah hatiku. Setelah memarkir mobil didepan garasi aku keluar mobil.
“Nyonya tadi den Azka rewel ndak mau makan nyariin Nyonya terus..” kata Bik Inah dengan muka khawatir.
“berarti dari siang dia belum makan Bik..?” tanyaku tak kalah panik .
aku segera berjalan menuju Azka dan berbicara padanya.
“kenapa sayang..?kok nggak mau makan?” sambil mengelus kepala kecilnya
“Azka nggak mau makan kalo nggak disuapin sama mama..”
“kan bisa disuapin Bik Inah sayang..?”
“gag mau pokonya Azka cuman mau makan sama mama..” rengeknya
“ya sudah ayo masuk “ kataku sambil menggendong Azka.
***
Sore ini begitu hangat mungkin karena seharian ini langit tampak cerah dan sang bhatara surya sedang bersemangat untuk memancarkan sinarnya, aku menyalakan AC kamarku dengan volume sedang karena Azka sedang tidur dengan pulas disampingku, dia tak suka hawa yang terlalu dingin.
 Aku mengelus-ngelus rambut tebalnya, seusia dia sedang cerewet-cerewetnya tapi aku senang dengan itu begitu juga dengan Rangga di sangat menyayangi Azka. Dia begitu memanjakan Azka.
aku turun dari tempat tidur, meletakan kedua guling diamping kanan dan kiri tubuh Azka, aku takut diterjatuh saat ku tinggal keluar kamar, aku menuju candela kamarku yang berada dilantai dua ini, sesekali melihat jam yang menunjukkan pukul 4 sore, Rangga mungkin sedang sibuk dikantor, dia diberi kepercayaan oleh ayahnya untuk menjadi Direktur diperusahaan milik ayahnya, Rangga itu sosok laki-laki yang lembut dan sabar, aku menjadi Direktur di sebuah redaksi majalah juga karena dia, dia punya banyak rekan bisnis.
Dia menempatkanku diposisi itu karena dia tau aku suka dengan tulis menulis dan bisa selalu mengawasi si kecil Azka. Jika aku melihat wajah Azka kecil aku selalu teringat pada Faris yang meninggal 5tahun lalu sebelum Azka kecil lahir.
Rangga tak keberatan ketika aku memberi usul menamai anakku dengan nama yang sama dengan Faris.  Biduk rumah tanggaku dengan Rangga selama ini baik-baik saja dia tak pernah mengeluh, dia selalu sabar menunggu sampai aku benar-benar mencintainya. Bagaimanapun dia masih ingat bahwa Faris adalah sahabat baiknya, dia berjanji pada Faris agar selalu menjagaku dan putra kami. Tak heran jika Rangga sangat protective terhadapku, aku tahu itu bentuk perhatiannya padaku.
Tiba-tiba lamunanku hilang ketika terdengar bunyi klakson mobil, saat ku lihat dari candela kamar ternyata mobil Rangga, dia baru saja pulang dari kantor.
Aku segera turun menuju ruang tengah.
“Kau pasti capek, aku buatkan kopi dan aku masakkan air panas untuk mandi ya?” tanyaku sambil melempar senyum manis pada Rangga sambil membawakan tas kerjanya.
“Iya sayang “ balasnya lembut.
setelah meletakkan tas kerjanya di ruang kerja aku segera menuju dapur untuk membuatkan kopi untuknya dan memasak air untuk dia mandi.
“Nyonya biar saya saja yang bikin kopinya..” pinta Bik Inah
“enggak Bik saya saja..Bibik masak saja buat nanti malam ya..?”
Bik Inah pembantu yang sangat baik,beliau sudah lumayan tua tapi masih kuat untuk sekedar ngepel rumahku ini,beliau dulu kerja dirumah orang tua Rangga dan sekarang disini.
“masak apa Bik..? si Azka katanya minta Sop ayam ya tadi “
“iya Nyah.. den Azka tadi bilang pengen sop ayam,untung masih ada bahan-bahannya di lemari pendingin..” nada bicara Bik Inah masih saja khas Jawa padahal sudah dijakarta bertahun-tahun.
“o..ya masih ada cadangan mie kriting Bik..?”
“masih Nyah..buat apa..?”
“saya pengen mie goreng Bik..”
“ohh..iya Nyah saya buatkan nanti “
aku membalasnya dengan senyum sambil berlalu membawakan kopi untuk Rangga yang sudah siap.
***
“Papa…nggak bawa oleh-oleh buat Azka?” terdengar celoteh Azka keluar dari kamar sambil digendong Papanya.
“wahh anak mama udah bangun ..” sambutku seraya mencium pipi temben Azka,lalu meletakkan kopi diatas meja.
“kan tadi udah dibeliin donat kesukaan Azka sama Mama..?” timpal papanya
“ohh iya Azka lupa..hehe..mana Ma donatnya..?” nada bicara Azka terdengar lucu dan menggemaskan.
“mandi dulu ya,habis mandi baru boleh makan donatnya..”bujukku
“hemm..iya deh tapi dimandiin Mama..” rengek si kecil Faris
“iya sini sama Mama…”

Faris seandainya kau masih ada disini mungkin aku selalu tersenyum disetiap detik kehidupanku,sekarang satu-satunya alasanku untuk tersenyum hanya untuk malaikat kecil kita ini. Memang Rangga masih menepati janjinya padamu untuk selalu menjagaku, tapi peluknya tak sehangat pelukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar