Prolog,Malang 19 April
2012.
Dalam senja dibukit cinta,cahaya senja nan lembut menghantam
rerumputan yang hijau diatas bukit ini.
Awan yang merah merona oleh senja,memancarkan
kebahagiaan..kebahagiaan yang terajut amat panjang disini teruntai oleh kasih disini.
Membiarkan sang surya tenggelam dengan cahaya senja yang
merah.pemandangan yang begitu mempesona,seperti menyaksikan sepasang malaikat
sedang bercumbu didahan pohon besar itu.
Tak ingin semua kebahagiaan itu sirna karena awan hitam lalu
turun butiran2 air yang tanpa permisi menghujam bumi,
butiran2 yang berjatuhan itu teramat keras,mampu membuat
hening semesta dalam sekejap,membungkus bumi yang dingin.
Air membasahi pohon disampingku begitupun juga dengan aku
basah oleh air langit.
Sejujurnya aku membenci hujan,hujan membuat senjaku yang
begitu indah hilang ditelan awan hitam,cakrawala langit yang mempesona itu
seketika luruh oleh hujan.
Sebait lagu didendangkan oleh peri2 hutan ketika meyambut
malam yang tak berbintang nan
lembab,dingin merasuk jantung hati..mereka terus bernyanyi berharap sang
rembulan dan bintang2 muncul untuk menemani mereka menari malam ini.
Dalam hening ku tatap langit,sedih karena langit tak
berbintang malam ini. Aku tetap berada dibawah pohon diatas bukit itu,ditemani
sepasang malaikat sedang duduk diatas dahan.
Aku terus menatap langit tak lelah menanti bintang,terus
menatap berharap kau ada disana malam ini….